Rani Juliani Sang Ratu

GADIS MANIS DI ANTARA DUA PEJABAT



Masalah perempuan. Itulah isu yang santer terdengar dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen. Konon, pembunuhan berencana itu terjadi karena cinta segitiga antara wanita itu, Nasrudin dengan pejabat tinggi negara.

Siapa perempuan yang lekat di hati kedua pria yang telah berumur itu? Secantik apakah wanita yang jadi pemicu konflik direktur dan pejabat negara begitu? Itulah beberapa pertanyaan publik yang muncul. Publik tentu penasaran mengapa seorang pejabat tinggi negara sampai tega membunuh hanya gara-gara perempuan.


Sumber di kepolisian menyebut, gadis itu bernama Rani Juliani. Gadis berusia 22 tahun itu konon pernah menjadi caddy di Modernland, tempat biasa Nasrudin bermain golf. Sumber kepolisian kadang menyebut perempuan itu Tika, kadang inisial K.

Dari blog pribadi Rani di blogspot.com, Sabtu (2/5/2009), gadis berbintang cancer itu tercatat sebagai mahasiswi di STIMIK Raharja Tangerang. “Karena Raharja berfokus kepada bidang yang saya minati yaitu bidang komputer sehingga dalam mengembangkan minat saya menjadi mudah,” begitu tulis Rani dalam postingan berjudul ‘Mengapa Saya Memilih Perguruan Tinggi Raharja’.

Blog tersebut tidak terlalu aktif. Sejak dibuat pada November 2008, hanya ada dua tulisan yang ditulis gadis berambut panjang itu. Rani juga memajang fotonya yang sedang berpose di tengah padang rumput, diduga lapangan golf.

Dalam profilnya, Rani menulis ingin menjadi seorang wanita karir yang sukses dan mapan. Gadis kelahiran 1 Juli 1986 itu juga mengaku menyukai film-film James Bond.

“Saya seorang gadis yang manies menurut pengamatan orang-orang di sekeliling aku. Diriku lahir pada tanggal 01 Juli 1986, jangan lupa ngado yah. Aku anak ke 3 dari 4 saudara, tadinya mau bungsu, tapi bonyok gue doyan,” begitu tulisnya dalam ‘Mengenai Saya’.

Sejak nama Rani disebut-sebut, blog tersebut ramai dikunjungi pembaca. Itu terbukti dari banyaknya komentar yang ditinggalkan para pengunjung. Namun banyak pengunjung yang mencaci perempuan yang keberadaannya kini tak diketahui itu.

Cint Segi Tiga Rani Juliani, Nasrudin Zulkarnain Dan Antasari Azhar



Rani Juliani adalah anak ketiga dari pasangan Haskin Abidin dan Sarnawati yang lahir pada tanggal 01 Juli 1986. Rani mempunyai 1 kakak perempuan, 1 kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Di masa kecil, Rani tinggal bersama orang tuanya di Tangerang Banten dan ketika Rani menginjak usia 13 tahun, kedua orang tuanya bercerai sehingga Rani dan Adiknya memilih tinggal bersama nenek yang alamatnya tidak jauh dari rumah orang tuanya. Sementara kedua kakaknya sudah berumah tangga dan memilih tinggal di rumah yang ditinggalkan orang tuanya.

Menurut keterangan dari keluarga dekatnya, Ibu Rani Juliani pergi meninggalkan kedua anaknya setelah bercerai yang sampai kini belum diketahui keberadaannya. Hanya saja pengakuan tante Rani, Ibu Rani sekarang berada di salah satu Kota di Sulawesi sedangkan Ayah Rani memilih kawin dengan perempuan lain dan sekarang menetap di Surabaya.

Untuk mengetahui jejak pendidikan Rani juliani sangat sulit, namun berdasarkan informasi dari Yunita Ulfiani yang mengaku sebagai teman SMP Rani mengatakan bahwa Rani Juliani Tamat di SMPN 3 Kota Tangerang pada Tahun 2002 dan melanjutkan pendidikan pada salah satu SMA swasta di Tangerang. Menurut Delianto salah seorang guru SMA swasta tersebut mengatakan bahwa Rani adalah salah seorang siswa yang cerdas dan pernah mewakili sekolahnya pada Olimpiade Sains tingkat Kota Tangerang pada Tahun 2003.

Setelah menamatkan pendidikan SMA Rani ingin kuliah tapi tidak ada biaya untuk masuk di salah satu Perguruan Tinggi sehingga Ia memilih berprofesi sebagai caddy di salah satu Padang Golf yang tidak jauh dari rumah neneknya.

Di Padang Golf tersebut menjadi awal pertemuannya dengan Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen. Rani adalah gadis yang baik dan sopan sehingga mendapatkan tempat yang istimewa di hati Nasrudin Zulkarnain. Pertemuan antara keduanya semakin sering bahkan Nasrudin sudah diperkenalkan Rani Juliani kepada neneknya. Dari nenek Rani Juliani pula Nasrudin mengetahui bahwa Rani adalah anak cerdas yang ingin kuliah.

Suatu waktu Nasrudin Zulkarnain mengajak Rani untuk berlibur ke Bali akan tetapi Rani menolak karena takut jangan sampai terjadi apa-apa dengan dirinya maklum Rani adalah perempuan yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Nasrudin tetap memaksa hingga akhirnya rani setuju dan memberikan satu syarat “Rani akan Ikut, jika Adik, Nenek dan Kakaknya ikut juga sementara seluruh biaya ditanggung Nasrudin”. Nasrudin sebagai orang kaya menyanggupi syarat itu dan berangkatlah mereka ke Bali.

Sesampai di Bali mereka jalan-jalan dan menikmati keindahan pantai Bali hingga di suatu malam, Nasrudin menyampaikan kepada keluarga Rani bahwa Ia akan menikahi Rani Juliani. Keluarga Rani-pun senang dan setuju dengan keinginan Nasrudin Zulkarnain hanya Rani sendiri yang tidak setuju. Rani mengatakan bahwa Ia tidak akan menikah sebelum cita-citanya tercapai hingga membuat Nasrudin Terkejut. Nasrudin penasaran dengan cita-cita Rani Juliani yang tidak pernah terungkap selama mereka saling kenal. Di suatu pagi menjelang kepulangan mereka ke Banten, Nasrudin menanyakan cita-cita dambaan hatinya tersebut dan Rani-pun berterus-terang bahwa ia ingin kuliah untuk menjadi seorang Ahli Komputer.

Sepulang dari Bali Nasrudin semakin sering berkunjung ke rumah nenek Rani sehingga Nasrudin Zulkarnain sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga Rani. Nasrudin sering datang ke rumah Nenek Rani, membuat Rani jarang masuk kerja karena harus menemani Nasrudin cerita di Rumah Neneknya.

Pada akhir bulan Mei 2007 Rani memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya karena sudah mendaftar kuliah pada STIMIK Raharja Tangerang dan mulai saat itu semua kebutuhan Kuliah Rani ditanggung oleh Nasrudin Zulkarnain.

Di Hari Minggu, Nasrudin Zulkarnain diajak oleh Antasari Azhar untuk bermain Golf di lapangan golf faforitnya. Dengan senang hati Nasrudin memenuhi ajakan sahabatnya. Untuk lebih meriahnya permainan, Nasrudin mengajak kekasihnya dan Rani Juliani sangat senang dengan ajakan itu karena Rani ingin sekali bertemu dengan teman-teman kerjanya di lapangan golf itu.

Sesampainya di Lapangan Golf, Antasari menanyakan kepada Nasrudin tentang hubungannya dengan Rani karena Antasari Tahu bahwa Nasrudin telah beristri dan teman perempuan yang datang ke Lapangan Golf itu bukan istri Nasrudin. Untuk menjawab rasa penasaran sahabatnya, Nasrudin mengenalkan Rani Juliani pada Antasari Azhar. Dan disaat itulah Antasari jatuh hati pada Rani Juliani kekasih sahabatnya.

Berawal dari pertemuan di Padang Golf, Antasari Azhar makin penasaran dengan perempuan bernama Rani Juliani. Tanpa malu-malu Antasari Azhar meminta nomor HP Rani Juliani kepada Nasrudin Zulkarnain. Awalnya Nasrudin enggan memberikan Nomor HP itu, tapi Antazari mengancam akan melaporkan Nasrudin kepada Istrinya tentang hubungan Nasrudin Zulkarnain dengan Rani Juliani. Akhirnya setelah melalui pertimbangan panjang Nasrudin memberikan Nomor HP Rani kepada Antasari Azhar sahabatnya.

Lewat nomor itu, Antasari Azhar sering mengirim sms kepada Rani Juliani dengan memakai inisial Azhar. A. tapi tak pernah digubris oleh Rani. Semakin lama, sms Azhar. A. semakin sering masuk di HP Rani membuat Rani merasa takut. Ketika Nasrudin berkunjung ke rumah Rani, sms Azhar. A. masuk. Rani dengan cepat menghapus sms itu dan segera mematikan HP-nya. Nasrudin heran dengan tingkah Rani saat itu, dan menanyakan ada masalah apa dengan HP Rani. Rani menceritakan semua tentang isi sms yang sering masuk di HP-nya beberapa minggu terakhir.

Rani Juliani sangat terkejut ketika mengetahui sms yang sering masuk di Nomor Ponselnya berasal dari Ponsel seorang pejabat Negara. Nasrudin menjelaskan kalau nomor yang mengirim sms adalah milik Antasari Azhar ketua KPK. Nomor HP Rani Juliani diberikan oleh Nasrudin Zulkarnain ketika Antasari memintanya.

Hari berikutnya masuklah kembali sms dari Azhar. A. dan Rani-pun membalasnya dengan sopan. Perkenalan antara Rani Juliani dan Antasari Azhar makin luas mulai dari alamat rumah, keluarga, tempat kuliah sampai masalah pribadi.

Suatu waktu Antasari Azhar berkunjung ke Kota tangerang dalam rangka urusan KPK. Dia memanggil Haryo Wibisono putra mantan Kasdam IV Diponegoro untuk menemaninya. Sepulang dari urusan kerja, Antasari Azhar menyempatkan diri singgah di Rumah Rani Juliani. Untuk menghindari pantauan Wartawan dan masyarakat umum, Antasari Azhar bersama Haryo Wibisono menumpang sebuah taksi menuju rumah Rani. Di rumah neneknya rani menemui ketua KPK itu. Mereka saling bercakap dan bercanda tentang sms yang pernah dikirim oleh Azhar. A. Dalam waktu yang tidak lebih dari setengah jam, Antasari bersama Haryo Wibisono pamit meninggalkan rumah Rani tapi sebelum pamit, Antasari sempat menelpon Nasrudin dan menyampaikan kalau saat itu Ia sedang di Rumah Rani.

Nasrudin merasa tidak enak dengan kehadiran Antasari di Rumah Rani, dengan agak marah Ia segera menelpon Rani. Rani Juliani menjelaskan kalau kedatangan Antasari ke rumahnya bukan permintaan Rani atau direncanakan sebelumnya. Kedatangan Antasari hanya kebetulan belaka karena waktu itu Antasari berkunjung ke Kota Tangerang Banten dan pulangnya sempat menyempatkan diri ke rumah Rani.

www.detik.com

Sementara itu..



TANGERANG - Pembunuhan sadis terjadi di Tangerang, Banten. Direktur sebuah perusahaan pemerintah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Nasrudin Zulkarnain (45), ditembak dua pria tak dikenal ketika pulang dari main golf di kawasan Apartemen Modern Land, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Dua peluru menembus kepala direktur BUMN bidang agrobisnis, perdagangan, alat kesehatan, dan farmasi itu. Nyawanya tak tertolong setelah sekitar 20 jam dirawat di rumah sakit.

Peristiwa yang dialami warga Perumahan Banjar Wijaya, Blok B50 Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang itu, terjadi Sabtu (14/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu dia pulang dari bermain golf di perumahan elite Modern Land dengan mengendarai BMW B 191 E warna silver yang disopiri Sentoro (30).

Baru beberapa meter melangkah, korban dihubungi seseorang untuk datang ke kantornya. Pria asli Makassar, Sulsel itu kemudian langsung berangkat. Namun, belum jauh beranjak, mobil korban dipepet dari sebelah kiri oleh dua orang yang mengendarai Yamaha Scorpio.

Saat itu laju mobil BMW tersebut lambat karena terhalang polisi tidur. Saat itulah pelaku yang dibonceng mengeluarkan senjata api (senpi) dan menembakkannya dua kali ke kaca mobil bagian samping kiri belakang.

Peluru menembus kaca dan terus menerjang kepala korban. Korban terkulai dengan kepala bersimbah darah, sementara pelaku memacu motornya kencang-kencang untuk melarikan diri.

Melihat majikannya tak berdaya, Sentoro berteriak minta tolong. Orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian segera mendekat untuk memberi pertolongan.

Armin, seorang saksi mata, mengatakan, dirinya sempat mengejar motor pelaku. Namun, karena pengendara motor itu melaju kencang, Armin gagal mengejarnya.

”Motor saya kalah cepat. Ciri-ciri pelaku itu mengenakan jaket kulit dan helm. Korban ditembak ketika mobilnya melaju pelan karena melewati polisi tidur. Pelaku menembak kaca mobil dua kali dan peluru mengenai kepala korban,” ungkap Armin.

Polisi kemudian melarikan korban ke RS Mayapada, Tangerang. Namun, karena kondisinya kritis, dia dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto. Saat itu satu proyektil peluru masih bersarang di pelipis kiri. Kemarin sekitar pukul 12.05 WIB, nyawa Nasrudin tak terselamatkan.

Sementara itu, sahabat korban yang juga rekan main Nasrudin bermain golf, Salam Lagoe (63), menduga motif penembakan itu karena persaingan bisnis atau masalah jabatan. Sebab, beberapa waktu sebelum kejadian itu, korban sempat bercerita masalah gagal dilantiknya Nasrudin menjadi dirut PT RNI.

”Tapi, beliau tidak menjelaskan secara rinci, kenapa dia tidak jadi dilantik. Sedangkan sosoknya, menurut saya cukup ramah dan selalu menegur siapa saja yang bertemu dengannya. Mudah-mudahan polisi cepat menangkap pelakunya, sehingga motif penembakan jadi jelas,” ujarnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Mochamad Iriawan yang datang ke RS Mayapada mengatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan. Sedangkan mengenai motif penembakan, Iriawan belum mengetahuinya. Hingga kini pihaknya masih terus menyelidiki dan mengumpulkan data-data. ”Pelaku masih kami buru,” katanya.

Jenazah Nasrudin setelah diautopsi di RS Cipto Mangungkusumo Jakarta, rencananya diterbangkan ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halamannya. Almarhum meninggalkan seorang istri, Arinda dan dua anak yang masih kecil.

Keluarga menganggap meninggalnya Nasrudin merupakan kasus besar menjelang Pemilu 2009. Keluarga meminta Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengusut kasus itu.

”Kami meminta kepolisian mengusutnya karena ini kasus besar yang terjadi menjelang pemilu,” ujar adik kandung korban, Andi Samsudin, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.

Sementara itu, hingga kemarin polisi sudah memeriksa lebih dari 10 saksi. Polisi masih terus memburu pelakunya yang masih misterius.

"Sudah banyak sekali (saksi). Orang di dekat TKP (tempat kejadian perkara, Red), orang yang main golf, kalau sepuluh (saksi) lebih," ujar Kapolres Metro Kota Tangerang Kombes Pol Hamidin.

BARU 6 BULAN

Public Relation Manager PT RNI Budi Perbawa Aji menerangkan, Nasrudin pertama kali masuk ke anak perusahaan RNI tahun 2001 sebagai staf ahli PT Rajawali Nusindo (bergerak di bidang perdagangan dan distribusi). RNI memiliki 15 anak perusahaan. Salah satunya PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB), produsen kondom dan alat suntik. “MRB punya anak perusahaan namanya PT Putera Rajawali Banjaran, Nasrudin ditunjuk jadi direktur sejak enam bulan lalu. Jadi itu cucu perusahaan RNI,” ungkapnya.

PT Putera Rajawali Banjaran bergerak di bidang apotek, terutama untuk menjual produksi obat PT Phapros (anak perusahaan RNI lainnya). Nasrudin ditunjuk karena memiliki jaringan luas mulai dari LSM hingga pejabat pemerintah. Hal itu dinilai bisa memudahkan bisnis PT PRB. “Dia memiliki kompetensi itu, sangat cocok di bidang perdagangan. Orangnya luwes dan kalau ngomong lugas,” tuturnya.

PT PRB menerapkan pola kerja sama bagi hasil dengan mitra kerjanya untuk memperluas jaringan. Bagi masyarakat yang ingin membuka apotek cukup memiliki lahan dan bangunan di lokasi strategis. Dari segi bisnis, Budi melihat tidak ada persaingan yang berarti sehingga membuat Nasrudin terbunuh.

”Kalau apotek, kita tidak punya kompetitor utama kok, tenang-tenang saja. Kita lebih condong itu masalah pribadi,” jelasnya (wir/jpnn/btr/jpnn/nw)



Nasrudin Kenalkan Istri Ketiga sebagai Anak Angkat


Sempat ''menghilang'' 49 hari setelah majikannya ditembak mati (14/3), Suparmin alias Parmin, 42, sopir pribadi Nasrudin yang sempat diamankan aparat Polda Metro Jaya, akhirnya bercerita tentang bosnya yang juga direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB).

Pria berperawakan gemuk itu kepada Indopos (Jawa Pos Group) mengatakan masih trauma terhadap penembakan bosnya. Parmin -setelah hampir 1,5 bulan selalu dikawal reserse lantaran ada ancaman pembunuhan- baru dipulangkan polisi ke rumahnya kemarin siang.

''Kalau dengar bunyi pintu, jantung saya berdegup keras,'' kata Parmin saat disambangi koran ini di kediamannya, Perumahan Teratai Griya Asri, Blok G4-1, RT 18/04, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, kemarin. Seolah ingin melupakan insiden penembakan Nasrudin, Parmin ragu-ragu saat menceritakan mantan majikannya tersebut.

Pria yang baru setahun bekerja kepada Nasrudin mengemudikan BMW silver B 191 E itu mengatakan selalu mendampingi korban ke mana pun. ''Yang sering ke lapangan golf,'' ungkapnya.

Selain di padang golf Modern, Tangerang, Nasrudin kerap bermain di Jakarta dan Bogor. Misalnya, di Royal Jakarta, Gunung Geulis, dan Pondok Indah. ''Tapi, memang sering di padang golf Modern,'' tegas suami Sri Lestari Ningsih, 29, itu.

Pada hari nahas sebelum terjadinya penembakan, Nasrudin sempat bermain bersama tiga koleganya, Seno, Saiful, dan Bagio, petinggi di salah satu perusahaan asuransi. ''Itu kali terakhir Bapak (Nasrudin, Red) bermain golf,'' ujarnya.

Seminggu sebelum ditembak mati, menurut Parmin, Nasrudin hampir setiap hari merumput di lapangan golf. Dia pernah mengantarkan pada Selasa (10/3) memukul di padang golf Modern; Rabu (11/3) dan Kamis (12/3) di Bogor Raya, dan Sabtu (14/3) kembali ke Modern saat peristiwa maut terjadi. Padahal, lanjut Parmin, biasanya Nasrudin hanya bermain dua kali pada akhir pekan.

''Bapak memang penggila golf,'' ungkapnya. Selain bermain golf, Nasrudin kerap mendatangi rumah Rani Juliani yang berlokasi di Jalan KH Maja, Kebon Kosong, RT 01/04, Panunggangan, Pinang, Kota Tangerang. Kedatangannya juga dilakukan nyaris setiap tiga hari, terutama pada akhir pekan setelah bermain golf.

''Sumpah, saya baru tahu Rani itu istri siri Bapak (sebutan Parmin untuk Nasrudin, Red) setelah di kantor polisi, saat disodori surat pernikahan siri pada 2007,'' ujarnya lagi. Selama ini Parmin hanya mengenal Rani sebagai anak angkat Nasrudin. Hal itu dikatakan Nasrudin saat Maret 2008 Parmin menjemput Rani di Supermal Karawaci, Tangerang, setelah berbelanja.

''Saat itu Bapak memperkenalkan Rani sebagai anak angkatnya. Lagi pula, Rani memanggil Papa dan Bapak memanggil Nak,'' ungkap bapak tiga anak itu.

Parmin juga mengatakan tidak tahu apa pun yang dikerjakan Nasrudin bersama Rani di rumah. Pria bertubuh subur itu juga salut lantaran Nasrudin bisa menyembunyikan rahasia pernikahan sirinya. ''Bahkan, istri Nasrudin (Arinda Herawati, Red) juga tidak tahu kalau suaminya nikah lagi,'' katanya.

Saat ditanya apakah Nasrudin kenal dengan Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar, Parmin memastikan kenal. ''Lima kali saya ingat datang ke Kantor KPK di Kuningan. Saat itu Bapak membawa map. Tapi, saya tidak tahu isinya,'' tuturnya lagi.

Parmin juga menegaskan, Nasrudin mempunyai hubungan yang luas dan akrab dengan petinggi negeri ini. Hal itu dibuktikan bukan hanya bermain golf dengan para petinggi perusahaan, tapi juga dengan pejabat negara. Bahkan, Parmin dua kali mengantarkan Nasrudin ke kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Istana Wapres, pada 2008.

Istri kedua Nasrudin, Arinda Herawati, 30, shock setelah mendengar tewasnya sang suami karena hubungan asmara. Wanita yang tinggal di Perumahan Banjar Wijaya Blok 50, No 2, RT 02 RW 07, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, itu stres. Bahkan, selama beberapa hari ini, mantan pramugari Garuda tersebut dikabarkan tengah menjalani terapi stres di Bandung, Jawa Barat.

"Kasihan ibu (Arinda, Red), jiwanya terguncang. Saat ini, dia tengah menjalani perawatan di salah satu pesantren untuk menenangkan diri," kata Parmin. "Bukan hanya Ibu Arinda yang stres. Saya juga ikut stres dan akan mendatangi psikolog untuk melakukan terapi," tambah Parmin.

Pria berbadan tambun itu juga mengatakan, Arinda sejak Minggu (3/5) pergi ke Bandung. "Bu Arinda ke Bandung pakai mobil Kijang Innova B 7 HJ diantar sopir pribadinya," ujar Parmin.

Apalagi, masih menurut Parmin, selama ini Arinda tidak tahu bahwa sang suami telah menikah siri dengan Rani Juliani. Selama ini, ungkap Parmin, Arinda hanya tahu bahwa Rani merupakan anak angkat Antasari Azhar.

Parmin juga mengaku kasihan kepada Arinda lantaran keluarga Nasrudin di Makassar menganggapnya menjadi penyebab utama sang suami meninggal dunia. "Terus terang, saya sangat kasihan dengan Arinda. Padahal, dia dan Pak Nasrudin tidak pernah sama sekali mengalami cekcok, apalagi sampai bertengkar. Selama satu tahun saya bekerja di rumah itu, tidak pernah dengar satu pun suara bentakan. Hubungan keluarga itu baik-baik saja," katanya.

Dari hubungannya dengan Nasrudin, Arinda memiliki dua orang putra yang masing-masing bernama Andi Marsha, 7, kelas II SD, dan Andika Lista atau Didi yang berusia 1,8 tahun. Sementara itu, Princes, 9, kelas 5 SD, merupakan anak angkat.

Setelah ayahnya tewas ditembak, Andika Lista dikabarkan sakit. Pasalnya, dia sangat disayang Nasrudin. "Setiap mau berangkat kerja, Pak Nasrudin harus mengajak Didi naik mobil mengelilingi kompleks dua kali putaran, baru dia berangkat ke kantor. Karena tidak ada bapaknya, anak itu sakit," tutur Parmin yang sempat diamankan polisi selama 49 hari setelah penembakan tersebut.

Selain menikah siri dengan Rani Juliani, 22, Nasrudin menikah secara sah dengan Arinda Herawati yang tercatat sebagai istri kedua. Istri pertamanya Sri Martuti, 44, warga Jalan Wijaya Kusama No 24, Jatibening I, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Dari hasil perkawinan dengan karyawan pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) itu, Nasrudin mendapatkan satu orang anak dan satu anak angkat yang saat ini keduanya masih duduk di bangku sekolah dasar. [JP Online, Rabu, 06 Mei 2009](din/ind/jpnn/iro)

Print this post

Sincerely,
Padhang Bulan

0 komentar :

Posting Komentar

Tulis komentar TERBAIK kamu. Yang paling rajin komentar Lela review blognya dalam posting “BLOG REVIEW”. Komentar yang kreatif-inspiratif memungkinkan jadi bahan posting Lela dan pastinya.., blog kamu dapat promosi GRATIS. Thanks..

Cancel Reply